TIMES SUMBAWA, SUMBA TIMUR – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyebut Kota Waingapu adalah kota tertua yang berada di pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kota Waingapu di Kabupaten Sumba Timur adalah Kota tertua di pulau Sumba NTT,” kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sumba Timur Yudi Umbu T.T Rawambaku Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, Kabupaten Sumba Timur salah satu Kabupaten di NTT yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor. 69 Tahun 1958. Wilayah Kabupaten Sumba Timur meliputi 22 kecamatan yang terdiri dari 16 kelurahan dan 146 desa sedangkan Luas wilayah adiministrasi Kabupaten Sumba Timur seluas 700.050 Ha atau 7.000,05 Km2.
Dari sisi hospitality, masyarakat Sumba Timur masih tetap menghargai ikatan kebersamaan yang memungkinkan pula sikap saling saling menolong sangat dihormati termasuk terhadap para pengunjung atau pendatang dari luar.
“Tentu sikap pesona tersendiri sehingga para pengunjung atau pendatang di daerah inimerasa seperti di rumahnya sendiri,”tuturnya.
Yudi menjelaskan, Kota Waingapu yang merupakan Kota terbesar di pulau Sumba selalu menjunjung tinggi kearifan lokal dimana budaya menjadi dasar bagi pengembangan kepariwisataan daerah Kabupaten Sumba Timur .
Kota terbuka denga berbagai etnis dan suku yang hidup berdampingan penuh kedamaian. Bahkan pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat pesat dalam peningkatan pendapatan sumber daya kreatif.
Yudi menambahkan, kehidupan Kota berlangsung hingga 20 jam dalam sehari termasuk pertumbuhan usaha jasa pariwisata seperti hotel dan restoran atau rrumah makan serta jajanan Kota yang tinggi. Perkembangan pariwisata Kota Waingapu seperti pola perjalanan wisata terlengkap di NTT dimana Kota Waingapu salah satu paket wisata yakni City Tour dari 5 paket wisata lainnya.
“Maka pola perjalanan wisata inilah yang meningkatkan kunjungan wisatawan setiap tahun dngan lama tinggal wisatawan rata-rata minimal 3-2 hari disetiap paket wisata dapat menikmati wisata alam budaya dan bahari,”ungkap Yudi.
Ia menambahkan, Kota Waingapu sebagai Kota Heritage dengan tenun ikat dan songket tradisional dimana setia tanggal 13-14 Agustus dilaksanakan Waingapu Heritage Fashion Carnival.
“Anda bisa bayangkan dimana ribuan masyarakat menggunakan tenun ikat dan songket tradisional yang menariknya adalah motif dan corak tenun tradisional memilki makna filosofi. Oleh sebab itu HUMBA, Maju Berkelanjutan memberi pesan bahwa jika anda ingin sesuatu yang alami dan alamiah Mai La Humba atau Ayo ke pulau Sumba,”papar Yudi. (*)
Pewarta | : Moh Habibudin |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |