TIMES SUMBAWA, SUMBA TIMUR – Sekolah Luar Biasa Negeri Kanatang (SLB Negeri Kanatang), Kabupaten Sumba Timur mengikuti pelatihan pembuatan dan penggunaan alat peraga mistar hitung Braille bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unkriswina Sumba, Rabu (23/7/2025)

“Pelatihan peraga mister hitung Braille yang diikuti sebanyak 23 tenaga pendidik SLB ini untuk meningkatkan kemampuan numerasi penyandang tunanetra bagi pendidik di SLB Negeri Kanatang di Kabupaten Sumba Timur,” kata Plt. Kepala SLB Negeri Kanatang Yanti Hida Rihi, S.Pd.

Ia menjelaskan, kegiatan ini pihaknya sangat merespon dan antusias karena pendidik SLB Negeri Kanatang membutuhkan media-media pembelajaran dan alat peraga yang dapat disajikan dalam kegiatan pelatihan.

“Ini sangat menginspirasi guru-guru untuk membuat alat peraga karena memang benar bahwa untuk proses pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus harus menggunakan media atau alat peraga,”jelas Yanti.

Menurutnya, kegiatan ini tentunya berjalan dengan baik yang diawali dengan pemaparan materi tentang pengenalan angka Braille oleh Frans Ndapatamu selaku guru di SLB Negeri Kanatang, Kabupaten Sumba Timur.

“Jadi beliau ini adalah guru yang menangani khusus anak-anak penyandang tunanetra di SLB Negeri Kanatang,”tutur Yanti.

Sementara Ketua Tim PKM Unkriswina Sumba Elsy Senides Hana Taunu, S.Pd, M.Pd menyampaikan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk memperkenalkan sekaligus membuat alat peraga mistar hitung bilangan bulat (negatif dan positif) bagi anak berkebutuhan khusus tunanetra.

“Tentu harapan ini agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat baik positif maupun negatif,”ujarnya.

Elsy mengungkapkan, kegiatan ini disponsori oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Oleh sebab itu melalui kegiatan PKM yang dilakukan Civitas Akademika untuk menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan teknologi dan seni demi kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa.

“Jadi kegiatan yang dilaksanakan hari ini kita terdiri dari 3 dosen dan 2 mahasiswa merupakan salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi,”terang Elsy. (*)