https://sumbawa.times.co.id/
Berita

Kisah di Balik Puisi 'Beri Daku Sumba' oleh Umbu Ndamu di HUMBA Sandalwood Festival 2025

Senin, 14 Juli 2025 - 19:05
Kisah di Balik Puisi 'Beri Daku Sumba' oleh Umbu Ndamu di HUMBA Sandalwood Festival 2025 Umbu Ngadu Ndamu saat melantunkan Puisi Taufik Ismail "Beri Daku Sumba" di jejeran Bukit Indah Tanarara Sumba Timur.(FOTO:Habibudin/TIMES Indonesia)

TIMES SUMBAWA, SUMBA TIMUR – Puisi "Beri Daku Sumba" oleh Tokoh Sumba Timur yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Sumba Timur Umbu Ngadu Ndamu dilantunkan di kegiatan promosi pariwisata daerah dalam HUMBA Sandalwood Festival 2025 pada 12 Juli 2025 lalu di Taman wisata Swembak dan jejeran Bukit terindah Tanarara,

"Puisi itu ditulis oleh Taufik Ismail pada tahun 1970. Ada kisah tersembunyi di balik puisi itu ketika ditulis meski Taufik Ismail belum sekalipun menginjakkan kakinya di pulau Sumba,” kata Umbu Ndamu, Senin (14/7/2025).

Menurutnya, puisi yang terdiri dari enam bait itu tercipta dari hasil obrolan santai Taufik Ismail dengan seorang warga asli Sumba yang juga seniman plus wartawan bernama Umbu Landu Paranggi pada awal 1969.

Umbu menceritakan bagaimana dahsyatnya alam Sumba dengan padang rumputnya, pantai dan lautnya serta peternakan kudanya. Tentunya cerita tentang kuda Sumba sangat menarik perhatian Taufik yang berprofesi sebagai dokter hewan.

Setahun setelah pertemuan dengan Umbu, Taufik diundang ke Uni Soviet di Moscow maka ia berkesempatan mengunjungi Uzbekistan. Maka ia teringat cerita Umbu tentang Sumba.

Di Uzbeskistan, katanya, Taufik Isteringat cerita Umbu tentang Sumba yang sangat luar biasa. Apa yang dilihatnya saat itu persis dengan gambaran yang ada dibenaknya tentang Sumba maka ia tulislah Puisi “Beri Daku Sumba”.

"Di Uzbeskistan ada padang terbuka dan berdebu, aneh aku jadi teringat pada Umbu. Rinduku pada Sumba adalah Rindu padang-padang terbuka, dimana Matahari membusur api diatas sana. Rinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjaka, bilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung harga. Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh."

Umbu Ndamu menyebut, puisi yang menggambarkan indahnya wilayah Sumba itu ternyata diciptakan oleh sang Maestro pada tahun 1970 tanpa pernah berkunjung di Sumba hanya berdasarkan visualisasi pemandangan di Usbeskistan.

“Maka dari situlah Taufik terinspirasi untuk membuat puisi “Beri Daku Sumba” sebagai perlambang harapan untuk segera datang dan berkunjung di Sumba,” ungkap Umbu Ndamu. (*)

Pewarta : Moh Habibudin
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sumbawa just now

Welcome to TIMES Sumbawa

TIMES Sumbawa is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.