TIMES SUMBAWA, SOE – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, memaparkan perbedaan mendasar antara program Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda yang sama-sama diinisiasi pemerintah pusat.
"Kalau Sekolah Garuda itu semangatnya adalah memberikan akses pada anak-anak yang ada di daerah 3T yang memiliki kompetensi unggul," jelas Fauzan kepada wartawan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, Rabu (8/10/2025).
Penjelasan ini disampaikan saat beliau menghadiri acara pengenalan Sekolah Unggul Garuda yang rencananya akan mulai dibangun pada November mendatang. Lebih lanjut, Wamendiktisaintek menegaskan bahwa Sekolah Garuda memang dikhususkan untuk anak-anak berprestasi dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), sementara Sekolah Rakyat memiliki orientasi yang lebih luas dengan memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Oleh karena itu, mekanisme penerimaan siswa untuk kedua program ini pun berbeda. "Kami berharap kesempatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan SLTP," ujar Fauzan. Sekolah menengah pertama didorong untuk mempersiapkan peserta didiknya mengikuti seleksi ketat yang diwajibkan bagi calon siswa SMA Garuda, yang akan mulai menerima peserta didik pada Juni 2026.
Secara keseluruhan, kuota penerimaan siswa Sekolah Garuda di Kota Soe sebanyak 160 siswa yang akan diseleksi dari seluruh wilayah NTT, dengan alokasi khusus untuk Kabupaten TTS sebanyak 11 siswa. Vanny Panab, siswa kelas 3 SMP Negeri I Soe, mengungkapkan antusiasmenya, "Jujur sudah tidak sabar. Saya sendiri sudah menyiapkan diri dengan baik, jika memang ada seleksi saya optimistis bisa masuk di sekolah itu pada tahun ajaran baru nanti."(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |