TIMES SUMBAWA, SUMBA TIMUR – Gubernur Nusa Tenggara Timur (Gubernur NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut perkebunan dan pabrik gula Muria Sumba Manis (MSM) menjadi motor penggerak ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sumba Timur.

Dalam penjelasannya yang disampaikan Senin (7//4/2025) Melki mengatakan, bersama anggota DPR RI Komisi XIII Umbu Kabunang Rudi Yanto Hunga, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur serta jajaran Forkopimda pada Sabtu 5 April 2025 lalu, pihaknya meninjau langsung perkembangan sektor industri gula sekaligus memastikan keberlanjutan serta kualitas produk yang dihasilkan MSM.   

“Hal ini saya tekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, perusahan dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) secara berkelanjutan,” tandasnya.

Melki berharap MSM terus berinovasi dan tingkatkan kapasitas produksi agar dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian daerah serta menambah PAD Sumba Timur dan PAD Provinsi NTT. Juga membuka lapangan pekerjaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sumba Timur.

“Pentingnya pengelolaan SDA tidak hanya menguntungkan perusahan namun membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat Sumba Timur. Oleh karena itu kami mendukung penuh MSM untuk menjadi salah satu pabrik gula terbesar di Indonesia dan berkelas dunia bukan untuk kebanggaan Sumba Timur NTT tetapi menjadi kebanggaan Indonesia,” tekan Melki.

Terpisah mewakili Manajemen MSM, Syahgraha mengapresiasi apa yang disampaikan Gubernur NTT dalam kunjungannya beberapa waktu lalu di MSM. Kunjungan itu menurutnya, menjadi semangat baru bagi kami untuk terus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat melalui kegiatan usaha yang berkelanjutan.

“Kami percaya pertumbuhan industri dapat berjalan selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” ungkap Syahgraha.

Ia menjelaskan, MSM terus memperkuat investasinya di sektor perkebunan tebu dan pengelolaan gula di Sumba Timur sebagai bagian dari kontribusi terhadap swasembada gula nasional. Saat ini MSM telah mengembangkan kebun tebu seluas kurang lebih 4.400 Ha dan mengoperasikan pabrik gula berkapasitas produksi 600 ton per hari.

“Lebih dari 3.500 lapangan pekerjaan telah tercipta lebih kurang 90% tenaga kerja berasal dari Sumba Timur tentu hal ini sejalan dengan visi MSM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara memberdayakan masyarakat setempat,” ujarnya.

Lebih lanjut Syahgraha menyebut, MSM tak hanya fokus pada sisi produksi namun menjalankan inisiatif lingkungan yang bertajuk Program Hijau Manise sebagai wujud nyata dari komitmen kebijakan ramah lingkungan MSM.

“Hingga saat ini telah menanam lebih dari 20.396 pohon teduhan dan produktif di atas lahan seluas 155 Ha. Program ini dijalankan secara kolaboratif dengan berbagai pihak yang diaharapkan memberikan manfaat,” tuturnya.

Syahgraha percaya bahwa keberlanjutan tidak bisa dicapai sendiri tanpa kolaborasi semua pihak pemangku kepentingan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi sosial yang harmonis dan ekonomi yang lestari. Dukungan pemerintah, TNI Polri dan jajaran serta masyarakat menjadi fondasi penting bagi keberhasilan bersama.

Sebagai hasil yang terasa sangat manis adalah saat MSM berkontribusi mendukung Kabupaten Sumba Timur untuk berhasil keluar dari kategori 3T yakni, Tertinggal, Terdepan, Terluar berdasarkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Nomor 490 Tahun 2024.

“Kami sangat apresiasi dukungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur dan masyarakat untuk dapat menciptakan iklim yang kondusif agar komitmen MSM terus tumbuh dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di pulau Sumba terkhususnya di Kabupaten Sumba Timur,” harap Syahgraha.